Ditinjau dari perspektif kontraktor, maka biaya proyek konstruksi di wujudkan dalma nilai kontrak pekerjaan konstruksi.
Nilai pekerjaan merupakan nilai yang mencerminkan total biaya pekerjaan konstruksi yang harus dibayarkan oleh pemilik proyek kepada kontraktor atas prestasi pekerjaan yang dilakukan.
Nilai ini mencakup semua biaya proyek konstruksi yang dikeluarkan oleh kontraktor ditambah dengan profit kontraktor.
Biaya proyek konstruksi dapat dibagi menjadi 2 yaitu biaya langsung (direct costs) dan biaya-biaya tidak langsung (indirect costs)
BIAYA PROYEK KONSTRUKSI
Definisi biaya langsung adalah biaya-biaya yang berkaitan langsung dengan hasil pekerjaan konstruksi, sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya-biaya secara tidak langsung berkaitan dengan hasil pekerjaan konstruksi tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari aktifitas pelaksanaan proyek konstruksi.
Yang termasuk ke dalam biaya langsung (Direct Costs) ialah :
- bahan / material
- Upah pekerja
- Peralatan
- Subkontraktor (apabila ada)
Yang termasuk ke dalam biaya tidak langsung (indirect costs) ialah :
- overhead
- biaya tidak terduga
- profit
BIAYA BAHAN MATERIAL (BIAYA LANGSUNG / DIRECT COTS)
Biaya Bahan Material yang digunakan dalam proyek konstruksi dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu :
- Material yang menjadi bagian dari pekerjaan seperti beton, besi beton, baja, kaca dan sebagainya.
- Material yang digunakan untuk membantu pelaksanaan pekerjaan seperti cetakan / form work, kayu, triplek, paku, minyak pelumas dan sebagainya.
Kontraktor akan menghitung kuantitas pekerjaan dan menentukan spesifikasi teknisnya kepada pemasok (suppier / produsen).
Biasanya kontraktor meminta supplier memberikan harga penawaran material untuk pekerjaan yang dikerjakan.
Cara tersebut membuat harga material menjadi lebih akurat dan murah yang menyebabkan penawaran harga kontraktor semakin kompetitif.
Selain cara itu, kontraktor juga menggunakan katalog harga/ Biaya Bahan Material (tetapi disarankan hanya untuk pekerjaan-pekerjaan minor).
Pertimbangan-pertimbangan yang harus dimiliki kontraktor menentukan Biaya Bahan Material yaitu ;
- Apakah material yang ditawarkan oleh pemasok sudah sesuai dengan spesifikasi ?
- Apakah harga sudah termasuk ongkos pengiriman ke proyek / lapangan ?
- Dapatkah kontraktor memastikan harga material tetap sampai pelaksanaan di lapangan ?
- Apakah harga material tersebut sudah termasuk pajak ?
- Apakah dibutuhkan gudang penyimpanan material dan bagaimana persyaratan teknisnya ?
Dimungkinkan juga material dapat disediakan oleh pemilik proyek (owner supplied material), untuk kasus seperti ini biasanya dipasok oleh pemilik proyek adalah material-material utama atau material-material spesifik.
Cara tersebut dianggap mengguntungkan bagi pemilik proyek karena pemilik proyek dapat mematikan kualtas material yang dipasok untuk pekerjaan tersebut dan memperoleh harga pekerjaan lebih rendah.
Apabila material di supply oleh owner, maka tanggung jawab penyediaan material beralih ke pemilik proyek sehingga pemilik proyek harus memastikan jadwal (schedule) pemesanan material agar tidak terlambat sampai di lokasi pekerjaan.
Keterlambatan penyediaan material oleh pemilik proyek dapat menjadi sumber klaim oleh kontraktor.
Di sisi lain, penyediaan material oleh pemilik proyek juga dapat memiliki dampak positifi bagi kontraktor karena kontraktor tidak perlu lagi mengkoordinasikan rantai pasok material.
Meskipun demikian kontraktor biasanya akan tetap memilih untuk memiliki kewenangan atas penyediaan material karena dari situ kontraktor dapat memperoleh keuntungan.
https://www.youtube.com/watch?v=F5imR9niY9k