MUTU BETON

Istilah beton merupakan istilah yang tidak asing lagi bagi setiap orang, digunakan untuk menyatakan campuran antara semen, air, pasir, dan kerikil yang mengeras menyerupai batu.
Air dan semen membentuk pasta yang akan mengisi rongga-rongga di antara butir-butir pasir dan kerikil.

Setiap pekerjaan konstruksi beton dan menghasilkan produk beton, telah ditetapkan spesifikasi mutu beton yang ingin dicapai.

Standarisasi mutu beton erat kaitannya dengan kekuatan dari struktur beton, yang telah ditentukan pada proses perhitungan struktur sebelumnya.

BETON

Beton adalah material komposit yang terdiri dari medium pengikat (pada umumnya campuran semen hidrolis dan air), agregat halus dan agregat kasar dengan atau tanpa bahan tambahan / campuran / additives.

Berdasarkan jenis-jenis beton berdasarkan berat jenis, dibedakan yaitu :

  1. Beton ringan
    Berat jenis beton < 1.900 kg / m3, dipakai untuk elemen non struktural
  2. Beton normal
    Berat jenis beton 2.200 – 2.500 kg / m3, dipakai hampir pada semua bagian struktural bangunan
  3. Beton berat
    Berat jenis beton > 2.500 kg / m3, dipakai untuk struktur tertentu, misalnya struktur yang tahan terhadap radiasi atom.

Jenis beton berdasarkan fungsi mutunya, dibedakan atas 2 bagian yaitu :

  1. beton non struktural (beton mutu rendah), bertujuan bukan untuk fungsi memikul beban, dan memiliki fungsi struktural, contoh beton non struktural ini adalah selimut dinding (plesteran), adukan pemasangan keramik.
  2. beton struktural (atau beton mutu lebih tinggi) bertujuan untuk memikul beban dan mimiliki fungsi struktural, misalnya kolom, balok, pondasi, dinding geser, dak atap.

Mutu beton di tentukan olah pengujian sampel atau benda uji, dimana ada 2 (dua) jenis pengujian, yaitu :

  1. steady loading, yang dilakukan dengan mengontrol pembebanan
  2. controlled strain rate dengan mengontrol regangan

Nilai uji yang diperoleh dari setiap benda uji akan berbeda, karena beton merupakan material heterogen, yang kekuatannya dipengaruhi oleh proporsi campuran, bentuk dan ukuran, kecepatan pembebanan dan oleh kondisi lingkungan pada waktu pengujian.

Oleh karena itu, metode statistik diperlukan untuk menentukan kekuatan tekan karakterisitik beton fc’, yang di defiinisikan sebagai kekuatan tekan beton yang dilampaui oleh paling sedikit 95% dari benda uji.

Nilai fc’ adalah kekuatan tekan benda uji silinder berdiameter 1510 mm dan panjang 300 mm sebagaimana ditetapkan dalam SNI T-15-1991, pengujian standarnya didasarkan atas kekuatan beton umur 28 hari.

Standar pengujian beton dalam PBI 71, yang berdasarkan jumlah minimal 20 benda uji kubus betoin berdimensi 150 mm x 150 mm x 150 mm (kubus), tidak lagi di pertahankan dalam SNI T 15-1991-03, ini dimaksud supaya luwes terhadap peraturan dari negara-negara lain misalnya Amerika Serikat dan Australia yang menggunakan silinder beton diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.

Meskipun demikian masih mungkin menggunakan benda uji kubus 150 mm dengan mengadakan konversi ke dalam kuat tekan silinder melalui rumus

dengan fck’ = kekuatan tekan karakteristik beton kubus dalam MPa

Dalam rumus ini terlihat bahwa konversi tersebut tidak mengikuti bilangan konstan, tetapi bersifat variabel, yang tergantung dari mutu beton.

Besaran mutu beton normal berdasarkan kuat tekan beton (fc’) sebagai berikut :

  1. K 175, tegangan karakterisitik beton (fc’) = 175 kg/cm2 = 17.17 MPa, modulus elatisitas beton 19.500 MPa
  2. K 200, tegangan karakterisitik beton (fc’) = 200 kg/cm2 = 19.62 MPa, modulus elatisitas beton 20.800 MPa
  3. K 225, tegangan karakteristik beton (fc’) = 225 kg/cm2 = 22.07 MPa
  4. K 250, tegangan karakteristik beton (fc’) = 250 kg/cm2 = 24.52 MPa
  5. K 275, tegangan karakteristik beton (fc’) = 275 kg/cm2 = 26.98 MPa
  6. K 300, tegangan karakteristik beton (fc’) = 300 kg/cm2 = 29.43 MPa
  7. K 325, tegangan karakteristik beton (fc’) = 325 kg/cm2 = 31.88 MPa
  8. K 350, tegangan karakteristik beton (fc’) = 350 kg/cm2 = 34.33 MPa
  9. K 400, tegangan karakteristik beton (fc’) = 400 kg/cm2 = 39.24 MPa
  10. K 450, tegangan karakteristik beton (fc’) = 450 kg.cm2 = 44.14 MPa

PENGECORAN

Cara pengecoran dan pemadatan yang baik, akan menghasikan ikatan yang kuat antara pasta semen dan agregat serta akan mengisi bekisting secara sempurna.

Kedua faktor tersebut diatas berperan penting dalam memberikan kekuatan dan tampilan terbaik pada beton yang dihasilkan.

Pedoman umum pengecoran sebagai berikut :

  1. kontrol temperatur, jika memungkinkan, hindari pengecoran pada cuaca yang panas, kering dengan kelembapan rendah atau cuaca, yang terlalu dingin dan berangin keras.
    Jika cuaca diprediksi akan panas, kering atau berangin, maka subgrade / bekisting tempat beton akan diletakkan harus dibasahi agar lembab.
    Pastikan setiap langkah pekerjaan telah dipersiapkan dengan baik, karena pada kondisi cuaca seperti diatas, tidak tersedia banyak waktu untuk pengecoran, pemadatan, finsihing dan perawatan beton.
  2. Segregasi beton harus di cor sedekat mungkin pada posisi akhirnya untuk menghindari terjadinya segregasi akibat penanganan kembali atau akibat pengaliran.
  3. kontinu, setelah dimulainya pengecoran, maka pengecoran tersebut harus dilakukan secara menerus hingga mengisi secara penuh panel, atau penampang sampai batasnya atau sambungan yang ditetapkan dan hindarkan terjadinya cold joint.
  4. kontrol posisi, kecepatan pengecoran harus sedemikian hingga agar beton tetap dalam keadaan plastis dan dengan mudah dapat mengisi ruang diantara tulangan, seluruh celah dan masukhingga ke sudut cetakan tetapi tidak menimbulkan pergerakan besi, bekisting serta embedded material.
  5. kecepatan pengecoran, untuk menghindari tenakan yang berlebihan pada bekisting, kecepatan pengecoran tidak lebih dari 1.2 m vertikal tiap jamnya, kecuali untuk kolom.
  6. pengecoran berlapis, setiap lapisnya dibatasi maksimal setebal 50 cm dengan satu kali operasi (ketebalannyatergantung dari tipe konstruksi, ukuran bekisting dan jumlah tulangan).
  7. tinggi jatuh maksimum, jika menggunakan concrete pump, pengecoran langsung dari mixer truck, menggunakan cerobong ataupun kereta dorong, pastikan beton segar dituang secara vertikal dengan ketinggian maksimum pengecoran adalah 1.5 m untuk mencegah terjadinya lubang-lubang pada beton yang dihasilkan.

Peralatan yang digunakan untuk membantu pekerjaan beton diantaranya yaitu :

  1. Agitator truck (mobil mixer)
  2. Concrete Pump
  3. Tremie
  4. Placing Boom
  5. internal vibrator (mesin vibrator)

https://www.youtube.com/watch?v=F5imR9niY9k