TUJUAN PEMBANGUNAN

Pada dasarnya membangun proyek adalah upaya menanamkan faktor produksi pada proyek tertentu, pada lokasi tertentu untuk jangka menengah atau panjang.

Mereka yang membangun proyek mempunyai harapan pada masa yang akan datang dapat memperoleh berbagai macam mamfaat (termasuk keuntungan) yang nilainya lebih besar dari nilai faktor produksi yang ditanamkan.

Adapun faktor produksi yang ditanam di setiap proyek dapat terdiri dari faktor produksi antara lain :

  1. Dana (funds capital)
  2. kekayaan alam (natural resources), termasuk lahan, sumber bahan tambang, panorama pariwisata, hasil hutan dan kekayaan laut.
  3. Tenaga ahli, terampil dan setengah terampil (experts, skilled and semi skilled labours)
  4. Teknologi tingkat madya atau tinggi (medium or high technology).

INVESTOR DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PROYEK

Tipe pembangunan proyek dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu :

  1. Membangun proyek baru (new investmen)
  2. Memperluas usaha yang sudah berjalan (project expansion)
  3. Memperbaiki proyek yang sudah berjalan (updating project)

Membangun proyek baru, memperluas atau memperbaiki proyek yang sudah berjalan mempunyai ciri-ciri khusus.
Ciri-ciri tersebut sifatnya lebih substansial dibandingkan dengan investasi modal kerja, misalnya menambah jumlah kredit penjualan yang diberikan kepada seorang distributor atau menambah jumlah persediaan bahan baku.

Ciri-ciri khusus tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Secara absolut atau relatif pembangunan proyek menyerap dana dalam jumlah besar, dari ratusan juta sampai trilyunan rupiah, bahkan lebih dari itu.
  2. jangka waktu ikatan faktor produksi cukup lama, yaitu lebih dari satu tahun.
    Untuk proyek-proyek besar seperti pabrik, gedung perkantoran, perkebunan atau galangan kapal, ikatan dana tersebut bisa mencapai 20-30 tahun.
    Sebagai konsekwensinya apabila terjadi kesalahan dalam penyusunan rencananya, dampak negatif pembangunan proyek yang diderita pemilik proyek dan kreditur (bank perusahaan leasing, pemegang obligasi) yang ikut serta membiayai proyek yang berlangsung sama.
  3. Tingkat resiko yang dihadapi investor cukup tinggi.
    Tingkat resiko tinggi tersebut disebabkan karena jumlah dana yang ditanam cukup besar.
    Disamping itu jangka waktu pengembalian dana yang ditanam (pay back period) seringkali cukup lama.
    Semakin lama umur teknis / ekonomis proyek, semakin besar resiko perubahan yang dihadapi investor.
  4. Mamfaat proyek baru dapat dinikmati secara penuh dalam jangka lama.
    Oleh karena itu untuk menghitung nilai nyata mamfaat tersebut secara komulatif diperlukan metode khusus.
  5. Keputusan investasi proyek yang keliru tidak dapat direvisi begitu saja, tanpa harus menderita kerugian.

INVESTOR DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PROYEK

Pembangunan proyek dapat dilakukan oleh orang perorangan, terutama proyek skala kecil.
Tujuan pembangunan proyek beraneka warna, antara lain memperoleh :

  1. mamfaat bisnis misalnya memperoleh keuntungan yang layak, mendapatkan peluang bisnis baru atau manfaat likuiditas keuangan (maksudnya mendapatkan dana modal kerja yang murah, sebagai contoh salah satu mamfaat yang diperoleh investor membangun toko eceran seperti toko buku, supermarket, toko serbaada atau hypermarket, banyak barang yang diperdagangkan di toko mereka diperoleh dari perusahaan pemasok barang dengan kredit pejualan tanpa bunga atau secara konsinyasi.
  2. mamfaat makro ekonomi, misalnya meningkatkan jumlah perdagangan ekspor, menarik minat pada investor membangun proyek, menciptakan lapangan kerja baru atau penghematan devisa.
  3. mamfaat politis, sosial dan budaya
    Kalau pemerintah suatu negara membangun berbagai macam proyek di daerah, untuk meredam gejolak terjadi di daerah.

https://www.youtube.com/watch?v=F5imR9niY9k

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *