Salah satu cara untuk mengendalikan mutu beton adalah dengan menguji sampel atau benda uji.
Ada dua tipe pengujian yaitu steady loading yang dilakukan dengan mengontrol pembebanan dan controlled strain rate dengan mengontrol regangan.
Nilai uji yang diperoleh dari setiap benda uji akan berbeda, karena beton merupakan material heterogen, yang kekuatannya dipengaruhi oleh proporsi campuran, bentuk dan ukuran, kecepatan pembebanan dan oleh kondisi lingkungan pada saat pengujian.
KEKUATAN TEKAN KARAKTERISTIK BETON
Oleh karena itu, metode statistik diperlukan untuk menentukan Kekuatan Tekan Karakteristik Beton fc’, yang di definisikan sebagai kekuatan tekan beton yang dilampaui oleh paling sedikit 95% dari benda uji silinder berdiameter 150 mm, dan panjang 300 mm, sebagaimana ditetapkan dalam SNI T 15-1991.
Pengujian standarnya didasarkan atas kekuatan beton umur 28 hari.
Menurut SNI 03-2847-2002 pengganti PBI 71, pasal 3.33, tentang kuat tekan beton yang disyaratkan (fc’).
Kekuatan Tekan Karakteristik Beton yang ditetapkan oleh perencana struktur (benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm), dipakai dalam perencanaan struktur beton, dinyatakan dalam satuan MPa.
Bila nilai fc’ di dalam tanda akar, maka hanya nilai numerik dalam tanda akar saja yang dipakai , dan hasilnya tetap mempunyai satuan MPa.
Pasal 7.3 SNI 03-2847-2002 ayat 2 tentang kuat rata-rata perlu
KUAT TEKAN RATA-RATA
Kuat tekan rata-rata perlu fcr’ yang digunakan sebagai dasar pemilihan proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai terbesar dari persamaan 1 atau persamaan 2 dengan nilai deviasi standar
fcr’ = fc’ + 1.34 s (1)
atau
fcr’ = fc’ + 2.33 s – 3.5 (2)
Persamaan diatas digunakan untuk fasilitas produksi beton yang mempunyai catatan hasil uji.
Data hasil uji yang akan dijadikan standar harus mewakili beton yang diperlukan untuk memenuhi kekuatan tekan fc’ pada kisaran 7 MPa dari yang ditentukan untuk pekerjaan yang akan dilakukan.
Apabila fasilitas produksi beton tidak mempunyai catatan hasil uji lapangan perhitungan diviasi standar yang memenuhi persamaan diatas, tetapi mempunyai catatan uji dari pengujian sebanyak 15 contoh sampai 29 contoh secara berurutan.
Maka deviasi standar ditentukan sebagai hasil perkalian antara nilai deviasi standar yang dihitung dan faktor modifikasi
Pengujian kekuatan masing-masing mutu beton yang di cor setiap harinya haruslah dari satu contoh uji per hari.
Atau tidak kurang dari satu contoh uji setiap 120 m3 beton atau tidak kurang dari satu contoh uji untuk setiap 500 m2 luasan permukaan lantai dan dinding.
PERBANDINGAN MUTU K DAN fc’
Perlu dipahami pada penerapan sehari-hari dimaksud , hampir di seluruh supplier beton readymix, kuat tekan dipahami menggunakan istilah K – (kg/cm2), mengacu pada PBI 1971 N.1-2.
Peraturan ini kemudian diperbaharui dengan SNI 03-2847-2002, menggunakan istilah untuk penyebutan kuat tekan beton dengan fc’ (MPa).
Perbedaan antara mutu beton istilah K dengan fc’ yaitu :
- Satuan yang digunakan, mutu kuat tekan K menggunakan satuan kg/cm2, sedangkan mutu beton dengan fc’ satuan MPa (Mega Pascal)
- Mutu beton K menggunakan benda sampel uji kubus 15 x 15 x 15 cm, sedangkan pada mutu beton fc’ menggunakan benda sample silinder diameter 15 cm x tinggi 30 cm
- Mutu beton K mengacu pada peraturan beton Indonesia 1971 N.1.2, sedangkan mutu beton fc’ menggunakan SNI 03-2847-2002
Konversi kuat tekan mutu beton K terhadap fc’ adalah 0.83, contoh :
K 100 dikonversi kuat tekan beton fc’ = 100 kg/cm2x0.83×0.1 MPa = 8.3 MPa.
Pada umumnya beton mutu tinggi (high strength concrete) dengan fc’ > 40 MPa memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
- Kandungan semen tinggi
- Rasio air semen rendah
- penggunaan agregat yang mutunya lebih kuat
- agregat berkadar air rendah
- penggunaan material pozzolona, fly ash, silica fume dan sebagainya.
Keunggulan menggunakan struktur beton diantaranya :
- Ekonomi, merupakan pertimbangan yang sangat penting meliputi, material, kemudahan dalam pelaksanaan, waktu untuk konstruksi, pemeliharaan struktur, daktilitas
- Keserasian beton untuk memenuhi kepentingan struktur dan arsitektur, beton cor ketika masih cair dan menahan beban ketika telah mengeras, hal ini sangat bermamfaat karena dapat membuat berbagai bentuk
- Tahan api (sekitar 1 sampai 3 jam tanpa bahan kedap api tambahan)
- Rigiditas tinggi
- Biaya pemelihatraan rendah
- penyediaan material mudah
https://www.youtube.com/watch?v=F5imR9niY9k
Related posts:
Submit your review | |