Apabila ada perusahaan kontraktor yang mengalami kesulitan cash flow biasanya terjadi karena :
- penyimpangan terhadap piutang yang ditandai dengan rasio perputaran piutang (Collection Period)
- Penyimpangan terhadap persediaan yang ditandai dengan perputaran persediaan yang lambat (Inventory turnover)
Sementara itu, kewajiban kepada pihak ketiga tetap harus dipenuhi.
ACTIVITY RATIO
Activity Ratio ini menggambarkan kecepatan proses operasi perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan aktivitas diukur dari waktu yang digunakan dan dihitung dengan pendekatan data keuangan.
Activity Ratio dikelompokkan dalam 3 model, yaitu :
- Perputaran piutang
Total Piutang : Penjualan x 365 hari
Perputaran piutang (Collection Period) ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa lama perusahaan mampu mencairkan piutang sejak tanggal diakuinya pendapatan sampai dengan piutang cair menjadi dana di perusahaan.
Misalnya di dapat angka 50 hari, artinya perusahaan dapat mencairkan piutangnya sejak diakuinya pendapatan selama 50 hari.
Lamanya waktu mencairkan piutang normal rata-rata perusahaan kontraktor di Indonesia adalah 45 hari - Perputaran utang
Total utang : Biaya Pokok Penjualan x 365 hari
Perputaran uang (Account Payable Turnover) adalah dimaksudkan untuk mengetahui seberapa lama perusahaan membayar utang usahanya.
Misalnya di dapat angka 50 hari, itu berarti kontraktor yang bersangkutan mambayar utang usaha rata-rata 50 hari.
Pada kondisi normal, lamanya perputaran uang perusahaan kontraktor di Indonesia adalah 50 – 60 hari. - Perputaran persediaan (Inventory Turnover)
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa lama perusahaan menyimpan persediaan sejak bahan baku di beli sampai dengan terpasang.
Semakin pendek waktu yang didapatkan berarti semakin baik pengaruhnya terhadap cash flow perusahaan.
Pengalaman kontraktor di Indonesia, rata-rata perputaran persediaan 24-25 kali dalam setahun atau 14 hari sejak bahan datang sudah terpasang menjadi progress fisik.