Penaksiran anggaran biaya adalah proses perhitungan volume pekerjaan, harga dari berbagai macam bahan dan pekerjaan yang akan terjadi pada suatu konstruksi.
Karena taksiran dibuat sebelum dimulainya pekerjaan maka jumlah biaya yang diperoleh ialah “taksiran biaya” bukan “biaya sebenarnya” atau actual cost.
Cocok atau tidaknya suatu “taksiran biaya” dengan “biaya yang sebenarnya” sangat tergantung dari kepandaian dan keputusan yang diambil si penaksir berdasarkan pengalamannya.
Kepandaian dan ketrampilan dipakai memilih metoda yang dipakai, sedang pengalaman dipakai untuk mengambil keputusan yang tepat dalam cara-cara penyelesaian proyek yang akan dikerjakan.
MACAM-MACAM PENAKSIRAN BIAYA
Penaksiran biaya biasanya dihitung berdasarkan gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang bersangkutan
- penaksiran terperinci
Dilaksanakan dengan cara menghitung volume dan harga-harga dari seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan, agar pekerjaan dapat di selesaikan secara memuaskan.
Cara ini adalah cara yang terbaik, dan dapat dipercaya, ada 2 (dua) macam cara yaitu :- cara harga satuan
dimana semua harga satuan dan volume tiap-tiap jenis pekerjaan di hitung - cara harga seluruhnya
dimana dihitung volume dari bahan-bahan yang dipakai dan juga buruh yang dikaryakan, kemudian dikalikan dengan harga-harga masing-masing dan kemudian dijumlahkan seluruhnya.
- cara harga satuan
- penaksiran kasar
Dimana pekerjaan dihitung setiap m2 luas rumah (bangunan), cara ini untuk perkiraan kasar.
Suatu cara penaksiran biaya yang lengkap misalnya untuk suatu bangunan harus termasuk di dalamnya harga tanah, biaya-biaya notaris, biaya perencanaan, biaya kontraktor atau pelaksana, biaya subkontraktor, macam-macam biaya extra, bunga uang, asuransi, pajak-pajak dan lain sebagainya.
Taksiran harga apabila dibuat oleh kontraktor biasanya dipakai untuk penawaran harga. Apabila dibuat oleh konsultan, arsitek atau insinyur biasanya dipakai untuk mengecek perhitungan yang dibuat para kontraktor atau untuk permohonan biaya.
Taksiran harga dari kemajuan pekerjaan biasanya dibuat oleh konsultan setiap bulan digunakan untuk pembayaran pekerjaan yang telah diselesaikan oleh kontraktor, biasanya 10% atau 15% dari jumlah pembayaran ditahan oleh pemberi pekerjaan sebagai jaminian bahwa proyek agar diselesaikan sebaik-baiknya dan juga sebagai jaminan bila ternyata pembayaran lebih telah diterima kontraktor.
Menaksir biaya terakhir biasa dibuat oleh konsultan, bila pekerjaan sudah selesai, tujuannya ialah untuk menghitung sisa uang yang harus dibayarkan kepada kontraktor, dan untuk mengetahui biaya proyek yang sesungguhnya.
PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data, memisah-misahkan dan mengelolahnya adalah sangat penting untuk menghitung biaya secara tepat.
Seorang estimator harus menyimpan data-data dari biaya-biaya proyek yang sudah selesai dikerjakan sebanyak-banyaknya.
Data itu harus lengkap berisi harga-harga dari bahan dan volume, upah buruh setempat, tempat kerja, cuaca, keterlambatan dan sebab-sebabnya, biaya-biaya extra yang harus dikeluarkan berhubungan dengan keadaan setempat, semua data harus diarsiapkan dengan rapih untuk di pakai sebagai petunjuk.
MENINJAU LAPANGAN
Sebelum menghitung perkiraan biaya proyek, estimator terlebih dahulu bahwa meninjau lapangan, (atau menunjuk seseorang untuk meninjau lapangan), untuk mempelajari keadaan setempat.
Langkah-langkah yang dilakukan selama proses meninjau lapangan
- melihat keadaan setempat dan tanah dimana bangunan akan didirikan
- selidiki keadaan tanahnya
- buatlah sketsa dari lapangan dengan menunjukkan hal-hal yang perlu diketahui tentukan dimana kita akan membuat kantor lapangan, tempat penimbunan bahan-bahan, jalan masuk dan keluar proyek
- apakah terdapat aliran listrik dan air
- dipelajari mengenani peraturan setempat
- kemungkinan mendapat buruh setempat, upahnya, keahlihannya
- apakah perlu dibuat bedeng atau menyewa rumah penduduk.
LIMA HAL POKOK
Lima hal pokok dalam menghitung biaya terdiri dari 5 (lima) hal yang pokok
- bahan-bahan, menghitung banyaknya bahan yang dipakai dan harganya
- buruh, menghitung jam kerja yang diperlukan dan jumlah biayanya
- peralatan, menghitung jenis dan banyaknya peralatan yang dipakai dan biayanya
- overhead, menghitung biaya-biaya tidak terduga yang perlu diadakan
- profit, menghitung prosentase keuntungan dari waktu, tempat dan jenis pekerjaan.
MENAKSIR HARGA BAHAN-BAHAN
Biasanya dibuat daftar bahan yang menjelaskan mengenai banyaknya ukuran, beratnya dan ukuran-ukuran lain yang diperlukan.
Seorang tukang ukur bahan atau disebuat dengan quantity surveyor biasanya membuat suatu daftar bahan yang diperlukan dan daftar ini dipakai oleh para pemborong untuk membuat penawaran harga.
Harga bahan yang dipakai biasanya harga bahan ditempat pekerjaan jadi sudah termasuk biaya angkutan, biaya menaikkan dan menurunkan, pengepakan, penyimpanan, sementara digudang, pemeriksaan kualitas dan asuransi.
MENAKSIR BIAYA BURUH
Menaksir Biaya buruh sangat dipengaruhi oleh bermacam-macam hal seperti panjangnya jam kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan sesuatu jenis pekerjaan, keadaan tempat pekerjaan, ketrampilan dan keahlihan buruh yang bersangkutan.
Biasa dipakai cara harian sehingga unit waktu dan banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam satu hari, tapi akhir-akhir ini banyak dipergunakan cara yang lebih memuaskan yaitu dengan cara tiap jam kerja karena panjang jam kerja dapat berlain-lainan ada yang 6, 7, 8, atau 9 atau 10 jam per hari.
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu jenis pekerjaan tergantung dari keahlihan, sikap mental dari pekerja tersebut tehadap pekerjaan itu dan juga tergantung dari keadaan setempat.
MENAKSIR ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN
Suatu perlatan yang diperlukan untuk suatu jenis konstruksi, haruslah termasuk di dalamnya bangunan-bangunan sementara, mesin-mesin, alat-alat tangan (tools).
Misalnya perlatan yang diperlukan untuk pekerjaan beton ialah mesin pengaduk beton, alat-alat tangan untuk membuat cetakan, memotong dan menurunkan bahan, alat angkut dan lain sebagainya.
Semua peralatan dapat ditempatkan si satu tempat atau sebagian ditempat lain tergantung dari keadaan setempat.
Pemilihan jenis peralatan ini tergantung dari jenis peralatan yang sudah di punyai oleh pemborong, kadang-kadang perlu dibeli peralatan yang baru.
Suatu jenis alat kadang-kadang hanya dapat dipakai sekali saja, sedang jenis yang lain dapat dipakai lagi untuk proyek yang lain, karena penaksiran biaya di dasarkan masa pakai dari mesin, lamanya mesin itu akan dipakai di suatu proyek dan besarnya pekerjaan yang harus dikerjakan.
Biaya peralatan juga termasuk biaya sewa alat, biaya mobilisasi (pengangkutannya), pemasangan alat (apabila unit alat diangkut terpisah, umumnya dimensi alat besar.
Ada 2 jenis unit cost berdasarkan biaya jam kerja yang sering digunakan untuk menghitung biaya alat yaitu :
- jam kerja yang betul-betul alat-alat itu dipakai, dihitung 100% dari biaya sewa
- jam kerja dimana peralatan tidak dipakai, biaya sewanya 50% dari jam kerja peralatan yang dipakai.
Bila unit cost berdasarkan hasil pekerjaan maka jumlah ongkos operasi dibagi dengan jumlah hasil pekerjaan yang harus dikerjakan, misalnya untuk pembuatan sebuah jembatan beton, maka jumlah biaya peralatan dibagi dengan m3 dari beton yang dipakai maka di dapat harga peralatan tiap m3 beton.
MENAKSIR BIAYA TIDAK TERDUGA (OVERHEAD)
Biaya tidak terduga biasanya dibagi dua bagian yaitu : biaya tidak terduga umum dan biaya tidak terduga proyek.
Biaya tidak terduga umum biasanya tidak dapat segera dimasukkan ke suatu jenis pekerjaan dalam proyek itu: misalnya sewa kantor, peralatan kantor dan alat tuli menulis, air, listrik, telepon, asuransi, pajak, bunga uang, biaya-biaya notaris, biaya perjalanan, pembelian macam barang-barang kecil, gaji karyawan (seluruh atau sebagian).
Biaya tidak terduga proyek ialah biaya yang dapat dibebankan kepada proyek, tetapi tidak dapat dibebankan kepada biaya bahan-bahan maupun alat-alat, misalnya : asuransi, telepon, pembelian tambahan dokumen kontrak pekerjaan, surat-surat izin, honorarium tenaga ahli seperti arsitek, insinyur dan sebagainya
https://www.youtube.com/watch?v=F5imR9niY9k