Lubang Resapan Biopori (nama lainnya vertikal mulsa) adalah lubang tanah berdiameter 10 cm dengan kedalaman galian 100 cm, dimana di dalam galian tanah diisi dengan sampah organik yang mudah pembusukannya.

Lubang Resapan Biopori merupakan salah satu rekayasa teknologi hasil penemuan DR. Kamir Raziudin, sebagai usaha mengatasi kehilangan unsur hara pada pertanian lahan kering.

LUBANG RESAPAN BIOPORI

Lubang Resapan Biopori sangat bermamfaat bagi ekologi dan kelestarian bumi, dengan mengisi sampah organik pada lubang galian, akan memudahkan organisme yang hidup di dalam tanah seperti cacing, semut, mikro organisme (seperti bakteri pengurai), jamur, untuk melakukan proses pembusukan.

Hasil penguraian sampah organik diantaranya membentuk zat-zat yang bermamfaat untuk asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara, menggemburkan tanah, dan meningkatkan unsur hara yang diperlukan bagi tanaman untuk tumbuh.

Selain fungsi untuk menghasilkan unsur hara, lubang galian ini juga berfungsi untuk menampung dan mengalirkan air hujan ke dalam tanah, sehingga dapat meningkatkan volume air tanah dan menjaga kelembaban tanah pada musim kemarau, dan mengatasi terjadinya banjir.

Lubang gali ini sangat bermamfaat untuk lokasi yang padat penduduk, dan lokasi yang kurang penghijauan, karena dimensi lubang galian yang kecil, tidak memerlukan lokasi yang luas untuk pembuatan lubang gali resapan ini.

Karena lubang gali berdimesi kecil, bahkan dapat dilakukan dibawah lantai yang memiliki perkerasan beton ataupun aspal.

Lubang biopori dapat dibuat pada dasar saluran, dengan Jarak antara lubang biopori satu dengan lainnya berkisar antara 50 s/d 100 cm.

Lubang berpori ini sangat banyak mamfaatnya, hanya perlu satu tindakan kecil dari kita, dapat menyelamatkan ekologi dan merawat bumi