Sebelum menghitung perkiraan biaya proyek, pemborong / kontraktor terlebih dahulu harus meninjau lapangan (atau menunjuk seseorang untuk meninjau lapangan), untuk mempelajari keadaa setempat.
Misalnya apabila bangunan akan dikerjakan itu besar ukurannya, maka peninjau lapangan harus melihat keadaan setempat dan tanah dimana bangunan akan didirikan, selidiki keadaan tanahnya, buatlah sketsa dari lapangan dengan menunjukkan hal-hal yang perlu diketahui, menentukan dimana kita akan membuat kantor lapangan, tempat penimbun bahan-bahan, jalan masuk dan keluar proyek, apakah terdapat aliran listrik, air dan juga hendaknya dipelajari mengenai peraturan setempat, fasilitas bank, serta harga bahan-bahan dan cara pengirimannya.
RINCIAN MENGHITUNG BIAYA
Menghitung Biaya pekerjaan biasanya terdiri dari 5 hal yang pokok, yaitu :
- Bahan (Material), menghitung jumlah bahan digunakan dan biayanya.
- Upah (Buruh), menghitung jam kerja yang diperlukan dan jumlah biayanya.
- Peralatan : menghitung jenis dan banyaknya peralatan yang dipakai dan biayanya
- Overhead : menhitung biaya tidak terduga yang perlu diadakan.
- Profit : menghitung prosentase keuntungan dari waktu, tempat dan jenis pekerjaan.
MENGHITUNG BIAYA BAHAN-BAHAN
Biasanya dibuat daftar bahan yang menjelaskan mengenai banyaknya, ukuran, beratnya, dan informasi produk.
Seorang Engineer (Quatitiy Surveyor) biasanya membuat suatu daftar bahan yang diperlukan dan daftar ini dipakai oleh para pemborong untuk membuat harga penawaran.
Harga bahan yang digunakan adalah harga bahan tiba di lokasi pekerjaan, jadi sudah termasuk biaya angkutan, biaya menaikkan dan menurunkan dari truk (bongkar), pengepakan (packaging), penyimpanan sementara di gudang (untuk material import), pemeriksaan kualitas dan asuransi.
MENGHITUNG BIAYA BURUH
Biaya buruh sangat dipengaruhi oleh bermacam-macam hal seperti panjang nya jam kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan sesuatu jenis pekerjaan, keadaan tempat pekerjaan, ketrampilan dan keahlian buruh yang bersangkutan.
Biasa dipakai cara harian sebagai unit waktu dan banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam satu hari, tapi akhir-akhir ini banyak dipergunakan cara lebih memuaskan yaitu tiap jam kerja karena panjang jam kerja berbeda-beda misal 6, 7 ,8 ,atau 9 atau 10 jam per hari.
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu jenis pekerjaan tergantung dari keahlian, sikap mental dari pekerja tersebut terhadap pekerjaan itu dan juga tergantung dari keadaan setempat.
Dibeberapa negara ada juga peraturan buruh yang membatasi hasil pekerjaan setiap jam kerja.
Keadaan setempat dan peraturan-peraturan buruh kadang-kadang mempengaruhi besanya upah dan upah per jam dapat berubah-ubah.
Beberapa penaksir harga mempergunakan cara mengalikan unit pekerjaan dengan upah buruh per unit pekerjaan.
Cara ini kurang teliti, karena buruh sangat berlainan ketrampilannya.
Cara yang lebih baik ialah dengan menaksir jumlah jam kerja yang diperlukan untuk tiap jenis pekerjaan yang dipisahkan dari upah buruh, kemudian hasilnya dikalikan dengan upah perjam atau per hari.
MENGHITUNG BIAYA ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN
Suatu peralatan yang diperlukan untuk suatu jenis konstruksi, haruslah termaksud di dalamnya, bangunan-bangunan sementara (misal pondasi mesin, gudang untuk penyimpanan bahan bakar solar), mesin-mesin, perlatan tangan (hand tools).
Misalnya peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan beton ialah mesin pengaduk beton, alat-alat tangan untuk membuat cetakan, memotong dan membengkokkan besi beton, alat angkut dan lain sebagainya.
Pemilihan jenis peralatan tergantung dari fungsi dan masa pakainya, suatu jenis alat kadang-kadang hanya dapat dipakai sekali saja, sedang jenis yang lain dapat dipakai lagi untuk proyek yang lain.
Karena biaya penaksiran biaya alat-alat di dasarkan kepada “masa pakai”, berapa lama peralatan digunakan dan besarnya pekerjaan yang harus dikerjakan.
Biaya pelatan termasuk juga biaya sewa, pengangkutannya, pemasngan alat, memindahkan, membongkar dan biaya operasi, juga dapat di masukkan upah dari operator mesin dan pembantunya.
Unit cost dapat berdasarkan waktu atau hasil pekerjaan yang akan dikerjakan misalnya ongkos pengadaan peralatan dengan jumlah jam dimana peralatan utama akan selalu berada di pekerjaan atau dengan cara membagi jumlah jam kerja yang betul-betul dipakai untuk mengoperasikan peralatan itu.
Ada beberapa pemborong yang mempergunakan dua macam unit cost yaitu jam-jam kerja yang betul-betul alat-alat itu dipakai dan jam-jam dimana peralatan tidak dipakai.
Biasanya biaya sewa 50% dari jam kerja peralatan dipakai.
Bila unit cost berdasarkan hasil pekerjaan maka jumlah ongkos operasi, dibagi dengan jumlah hasil pekerjaan yang harus dikerjakan, misalnya untuk pembuatan sebuah jembatan beton, maka jumlah biaya peralatan dibagi dengan m3 dai beton yang dipakai maka di dapat harga peralatan tiap m3 beton.
MENGHITUNG BIAYA TIDAK TERDUGA ATAU OVERHEAD
Menghitung Biaya tidak terduga biasanya terdiri dari dua bagian yaitu:
- biaya tidak terduga umum
- biaya tidak terduga proyek
Biaya tidak terduga umum biasanya tidak dapat seegera dimasukkan ke suatu jenis pekerjaan dalam proyek itu, misalnya sewa kantor, peralatan kantor, dan alat tulis menulis, air, listrik, telpon, asuransi, pajak, bunga uang, biaya-biaya notaris, biaya perjalanan, dan pembelian berbagai macam barang-barang kecil, termasuk gaji karyawan atau sebagian dari gaji karyawan.
Biaya tidak terduga proyek ialah biaya yang dapat dibebankan kepada proyek tetapi tidak dapat dibebankan kepada biaya bahan-bahan, upah buruh, atau biaya alat-alat seperti misalnya : asuransi, telpon yang dipasang diproyek, pembelian tambahan dokumen kontrak pekerjaan, pengukuran (survey), surat-surat ijin, honorarium arsitek dan insinyur, sebagian dari gaji pengawas proyek dan lain sebagainya.
Ada yang memasukkan pajak upah dan asuansi ke dalam biaya tidak terduga, tetapi ada juga yang memasukkan ke dalam upah buruh.
Dalam hal di atas termasuk juga asuransi jiwa, tunjangan kesehatan dan tunjangan lainnya. Hal-hal tersebut diatas dapat berkisar antara 8 sampai 25% dari upah buruh.
MENAKSIR KEUNTUNGAN ATAU PROFIT
Biasanya keuntungan dinyatakan dengan prosentase dari jumlah biaya tergantung dari keinginan pemborong untuk mendapatkan proyek.
Prosentase ini mempertimbangkan besarnya resiko pekerjaan, kesukaran-kesukaran yang akan timbul yang tidak tampak dan dari cara pembayaran dari pemberi pekerjaan.
SUMBER-SUMBER KESALAHAN
Kesalahan-kesalahan pada waktu Menghitung Biaya dapat saja terjadi dari misalnya kesalahan hitung (yaut penjumlahan, perkalian, pembagian, dan angka dibelakang koma), tidak memasukkan suatu jenis bahan, upah atau peralatan atau biaya tidak terduga, karenanya pekerjaan harus dikontrol dengan dartar peringatan (reminder list).
Contoh dari kesalahan itu misalnya satu pemborong lupa memasukkan bunga uang yang dipinjamnya yang lain lupa memasukkan biaya asuransi, dan sebagainya.
MEMERIKSA TAKSIRAN HARGA
Semua perincian sebaiknya diperiksa kembali oleh si penghitung sendiri atau bainya oleh orang lain, juga harus diperiksa kembali spesifikasi kontrak yang mungkin ketinggalan.
https://www.youtube.com/watch?v=F5imR9niY9k